Wabah Kidang/Kijang (Rusa)

@VincentVanGoh

Tentang kepercayaan dan cerita yang masih beredar sampai sekarang dan sangat diyakini oleh kalangan masyarakat Desa Ngrayudan kecamatan Jogorogo Ngawi Jawa Timur yaitu tentang adanya tulah Kidang/Kijang (Rusa).

Kami mahasiswa KKN dari kampus STAIM Kendal Ngawi khususunya kelompok 1, mendapati keunikan berupa cerita raryat yang sangat diyakini dan dihormati oleh masyarakat tempat kami KKN. Kami melakukan wawancara dan penelusuran tentang cerita rakyat tersebut, dan akhirnya kami memutuskan untuk mengabadikannya dalam bentuk tulisan. Semoga membawa manfaat untuk kita semua.

Menurut cerita dari Narasumber, yaitu Bapak Drs. Hary  Pramono (Mantan Kepala Desa Ngrayudan) bahwa terdapat sebuah larangan bahkan sampai ke tingkat pantangan yang berkaitan dengan Kijang atau Rusa, larangan itu berupa “Barang siapa membawa atau mempunyai barang atau sesuatu yang berasal dari Kidang/Kijang (Rusa) baik dari kulit, tulang, ataupun dari tanduknya maka akan membawa bahaya atau malapetaka bagi desa Ngrayudan”.

Diceritakan bahwa dahulu kala di desa Ngrayudan terdapat seorang putri cantik Juana yang merupakan putri seorang demang sakti. Dengan paras cantik nya mampu memikat seorang pemuda sakti mandraguna yang bernama, Malin Kentiri. Pemuda itupun datang ke sendang karena terpikat akan kecantikan Sang Putri dan ingin mempersuntingnya. Namun Sang Putri ini sebenarnya tidak mau dipersunting oleh Malin Kentiri tersebut. Karena tidak ingin terlalu menyakiti hati si Malin Kentiri, maka sang Putri mengajukan syarat yang mustahil kepada Malin Kentiri. Malin Kentiri harus membuatkan saluran air dari Sarangan (telaga yang ada di kaki gunung Lawu tepatnya di kabupaten Magetan) menuju sendang dalam waktu semalam saja. Karena Malin Kentiri begitu menyukai sang Putri, maka Malin Kentiri menyetujui persyaratan tersebut. Kemudian dikerjakanlah saluran air tersebut dengan kesaktiannya hingga jadilah saluran tersebut menjelang fajar/pagi tiba. Sang Putri yang mengetahui bahwa Malin Kentiri ini memiliki kesaktian dan pasti bisa menyelesaikan syarat tersebut, maka ia dengan sengaja membangunkan dan meminta para warga sekitar untuk melakukan aktifitas layaknya pagi hari seperti, menyapu halaman rumah, masak, pergi ke sungai yang akhirnya membuat ayam pun berkokok layaknya pagi hari telah tiba.  Walaupun begitu, saluran yang dibuat oleh Malin Kentiri ini jadi sudah jadi namun belum ada air yang mengalir. Lalu dengan kesaktiannya ia membuat air dapat mengalir dengan hanya mengencingi saluran tersebut. Namun akhirnya sang Putri pun tetap tidak mau dipersunting oleh Maling Kentiri. Atas terlanggarnya janji persyaratan tersebut bersabda lah / bersumpahlah Maling Kentiri “Barang siapa saja anak gadis/putri dari daerah tersebut jodohnya akan datang terlambat

Dari sinilah muncul nama daerah tersebut dengan nama Dusun Gagar. Dan tempat saluran air ini disebut sebagai Sendang Keputrian/Sendang Keputren karena adanya saluran ini atas permintaan seorang gadis/putri dari seorang demang kepada Maling Kentiri sebagai syarat jika ia ingin mempersunting sang Putri. Dan saluran air dari batu yang bahkan hingga kini masih ada, dipercaya oleh masyarakat bahwa siapa saja yang kencing diatas batu tersebut akan mendapatkan bala berupa pesakitan pada kelaminnya.

Walau sang Putri ini menolak untuk dinikahi ia tetap menggunakan saluran air ini untuk mandi, mencuci serta untuk bebersih maka hamillah dia karena membuang hajat di saluran air yang telah dikencingi oleh Maling Kentiri. Sang Putri yang merupakan putri dari salah seorang demang terhormat disana merasa malu, malu karena hamil seorang diri tanpa mempunyai seorang suami. Anak yang lahir dari rahimnya ini dibuanglah ke hutan dan hidup berdampingan oleh seekor Kidang/Kijang. Kidang/Kijang ini dipercaya merupakan sosok siluman sakti yang ada di hutan tersebut. Berangkat dari cerita diatas lah yang menjadikan Kidang/Kijang ini menjadi hewan keramat. Yang mana segala sesuatu yang berasal dari tubuh Kidang/Kijang dapat mendatangkan bahaya atau bahakan malapetaka yang besar bagi desa ini.

Petilasan atau Peninggalan lainnya:

  1. Masinan Kidang, merupakan pintu masuk dari rumah sang putri sendang yang akan dipersunting oleh Maling Kentiri. Dan kijang ini merupakan penjaga gerbang dari rumah tersebut Kijang ini merupakan sosok siluman.
  2. Makam Soniti, Mbah soniti ini merupakan Prajurit dari pelarian dari keraton jogja saat perang

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *